Kritik itu muncul setelah hampir 1.000 orang meninggal terkait pemberantasan narkoba. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Duterte dalam sebuah pidatonya. Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu di Filipina itu juga memperingatkan PBB agar tidak ikut campur dalam politik yang sedang berlangsung di Filipina.
Menurut Ban, tindakan tersebut adalah ilegal dan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar dan kebebasan manusia. Merespons hal ini, badan antinarkoba PBB menyatakan sangat prihatin dengan laporan pembunuhan terhadap pengedar dan pengguna narkoba di Filipina. Setelah dilantik sebagai Presiden Filipina, Duterte langsung mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekstrem terutama dalam pemberantasan obat-obat terlarang.
Semenjak awal Mei tahun ini, dilaporkan lebih dari sedikitnya 1.000 orang meninggal dunia dalam perang melawan narkoba. Orang-orang tersebut meninggal dalam operasi petugas keamanan dan lebih dari 400 orang lainnya dibunuh secara misterius. Bahkan, baru-baru ini, Duterte kembali mengultimatum para pejabat tinggi pemerintahan yang terkait dengan peredaran narkoba untuk segera menyerahkan diri.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Kali ini, Duterte mengatakan organisasi dunia PBB bodoh karena mengkritik metode pemberantasan narkoba yang ia terapkan di Filipina.
Bahkan, Duterte kembali menegaskan ia akan terus menjalankan program antinarkoba meskipun muncul kritik dari berbagai pihak termasuk dari Sekjen PBB, Ban Ki-moon. "Mengapa PBB begitu mudah terombang-ambing dalam mencampuri urusan republik ini (Filipina)? Hanya ada 1.000 orang (tewas)," kata Duterte dalam acara ulang tahun ke-115 kepolisian Filipina, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (18/8/2016). Pada Juni lalu, Ban Ki-moon sempat mengecam dukungan Duterte terhadap pembunuhan di luar hukum.
Menurut Ban, tindakan tersebut adalah ilegal dan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar dan kebebasan manusia. Merespons hal ini, badan antinarkoba PBB menyatakan sangat prihatin dengan laporan pembunuhan terhadap pengedar dan pengguna narkoba di Filipina. Setelah dilantik sebagai Presiden Filipina, Duterte langsung mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekstrem terutama dalam pemberantasan obat-obat terlarang.
Semenjak awal Mei tahun ini, dilaporkan lebih dari sedikitnya 1.000 orang meninggal dunia dalam perang melawan narkoba. Orang-orang tersebut meninggal dalam operasi petugas keamanan dan lebih dari 400 orang lainnya dibunuh secara misterius. Bahkan, baru-baru ini, Duterte kembali mengultimatum para pejabat tinggi pemerintahan yang terkait dengan peredaran narkoba untuk segera menyerahkan diri.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Kali ini, Duterte mengatakan organisasi dunia PBB bodoh karena mengkritik metode pemberantasan narkoba yang ia terapkan di Filipina.
Bahkan, Duterte kembali menegaskan ia akan terus menjalankan program antinarkoba meskipun muncul kritik dari berbagai pihak termasuk dari Sekjen PBB, Ban Ki-moon. "Mengapa PBB begitu mudah terombang-ambing dalam mencampuri urusan republik ini (Filipina)? Hanya ada 1.000 orang (tewas)," kata Duterte dalam acara ulang tahun ke-115 kepolisian Filipina, sebagaimana dilansir The Guardian, Kamis (18/8/2016). Pada Juni lalu, Ban Ki-moon sempat mengecam dukungan Duterte terhadap pembunuhan di luar hukum.
Ancam Teroris, Duterte Klaim Bisa Lebih Bengis dari ISIS | PT. Solid Gold Berjangka Cabang Jakarta
Dalam sambutannya di Malacanang, Manila, presiden berusia 71 tahun ini mengatakan bahwa teroris tidak memiliki ideologi politik dan tidak pula memiliki setiap konsep yang benar tentang Tuhan.
Duterte, secara khusus memperingatkan kelompok Islamic State (ISIS) setelah militan Abu Sayyaf telah bersumpah setia kepada kelompok radikal di Timur Tengah tersebut.
Duterte yang dijuluki “The Punsiher” atau “penghukum” selama ini dikenal dengan tindakannya yang sangat keras terhadap pelaku kriminal. Sejak menjabat sebagai presiden, dia mengobarkan perang melawan narkoba. Ratusan orang baik gembong maupun pemakai narkoba dibunuh polisi Filipina di jalan-jalan atas mandat Duterte.
Dia tidak peduli dengan berbagai kritik baik dari kelompok HAM maupun PBB sekalipun bahwa kebijakan perang melawan narkoba melanggar HAM.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan ancaman yang sangat keras kepada teroris, di mana dia mengklaim bisa berbuat lebih bengis dari kelompok ISIS. Duterte menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan negaranya dihancurkan oleh terorisme.
”Jika Anda bisa melakukannya, saya bisa melakukannya sepuluh kali lebih baik daripada Anda, pasti. Saya akan mempertaruhkan kehormatan saya, hidup saya, dan (jabatan) presiden,” ujarnya memperingatkan ISIS, seperti dikutip dari The Washington Post, Kamis (18/8/2016).
“Anda melukai orang, Anda membunuh mereka; orang-orang yang menolak untuk berhubungan seks. Mereka (teroris) membakar orang-orang. Kami telah melihat praktik barbar dan bahkan pemenggalan leher orang di depan dunia,” kata Presiden Duterte.
Pada pekan lalu, Duterte pidato di Mindanao dengan menyebut negaranya akan diganggu “penyakit ISIS” dalam tiga sampai tujuh tahun mendatang.
”Mereka tidak bersenjata, tetapi mereka berada di sini untuk indoktrinasi. Itulah yang saya takutkan,” katanya.
Solid Gold
Duterte, secara khusus memperingatkan kelompok Islamic State (ISIS) setelah militan Abu Sayyaf telah bersumpah setia kepada kelompok radikal di Timur Tengah tersebut.
Duterte yang dijuluki “The Punsiher” atau “penghukum” selama ini dikenal dengan tindakannya yang sangat keras terhadap pelaku kriminal. Sejak menjabat sebagai presiden, dia mengobarkan perang melawan narkoba. Ratusan orang baik gembong maupun pemakai narkoba dibunuh polisi Filipina di jalan-jalan atas mandat Duterte.
Dia tidak peduli dengan berbagai kritik baik dari kelompok HAM maupun PBB sekalipun bahwa kebijakan perang melawan narkoba melanggar HAM.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengeluarkan ancaman yang sangat keras kepada teroris, di mana dia mengklaim bisa berbuat lebih bengis dari kelompok ISIS. Duterte menegaskan bahwa dia tidak akan membiarkan negaranya dihancurkan oleh terorisme.
”Jika Anda bisa melakukannya, saya bisa melakukannya sepuluh kali lebih baik daripada Anda, pasti. Saya akan mempertaruhkan kehormatan saya, hidup saya, dan (jabatan) presiden,” ujarnya memperingatkan ISIS, seperti dikutip dari The Washington Post, Kamis (18/8/2016).
“Anda melukai orang, Anda membunuh mereka; orang-orang yang menolak untuk berhubungan seks. Mereka (teroris) membakar orang-orang. Kami telah melihat praktik barbar dan bahkan pemenggalan leher orang di depan dunia,” kata Presiden Duterte.
Pada pekan lalu, Duterte pidato di Mindanao dengan menyebut negaranya akan diganggu “penyakit ISIS” dalam tiga sampai tujuh tahun mendatang.
”Mereka tidak bersenjata, tetapi mereka berada di sini untuk indoktrinasi. Itulah yang saya takutkan,” katanya.
Solid Gold